Peran Teknologi dalam Perkembangan Pendidikan di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kita berada pada zaman dimana kita harus bergerak secepat
kilat jika kita ingin terus berada pada arus zaman. Segala sesuatunya
berubah setiap kali matahari terbit dan tenggelam. Hari esok datang
dengan berjuta perkembangan dan hal-hal baru. Begitu halnya teknologi.
Kata teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat
elektronik. Teknologi diadaptasikan pada segala aspek kehidupan, membuat
hidup jadi lebih mudah dan menarik. Teknologi pun sedemikian rupa
diaplikasikan untuk dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi pendidikan
mampu memecahkan masalah dalam dunia pendidikan terutama dalam bidang
informasi.
Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem
pendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, maka
pengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti. Dalam UU No.2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 menegaskan paling
tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki
pengatahuan dan keterampilan. Perbedaan individu berhubungan dengan
perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang
dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yaang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi
metode, kurikulum yanh inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk
bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan
pendidikan. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat menciptakan
sistem pendidikan yang lebih baik yaitu : sistem berpikir, desain
sistem, kualitas pengetahuan, manajemen perubahan dan teknologi
pembelajaran.
Pembelajaran kurikulum pendidikan teknologi hendaknya berintikan pemecahan masalah dengan pendekatan empat pilar belajar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana awal mula teknologi?
b. Apa pengertian teknologi pendidikan?
c. Apa dasar pemikiran perlunya teknologi dalam pendidikan?
d. Apa macam-macam teknologi pendidikan?
e. Apa dasar pertimbangan perumusan?
f. Apa manfaat dan kekurangan dari teknologi pendidikan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan awal mula ateknologi.
b. Menjelaskan pengertian teknologi pendidikan.
c. Menjelaskan dasar pemikiran begitu pentingnya teknologi dalam pendidikan.
d. Menjelaskna macam-macam teknologi pendidikan.
e. Menjelaskan dasar pertimbangan perumusan.
f. Menjelaskan manfaat dan kekurangan dari teknologi pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Awal Mula Teknologi
Dalam mengembangkan kurikulum, salah satu prinsip yang perlu
diperhatikan adalah “sesuai dengan kebutuhan”. Namun, kesepakatan ini
baru menjadi masalah apabila diikuti pertanyaan lanjutan, misalnya
kebutuhan siapa? Untuk masyarakat yang mana? Masyarakat yang mau
diarahkan kemana? Masyarakat agraris, masyarakat industri, masyarakat
saat ini, masyarakat tahun 2025, atau masyarakat yang “melek” teknologi.
Kurikulum sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan selalu
mendapat sorotan masyarakat termasuk pejabat, ilmuwan, kalangan
industry, orang tua, dan lain-lain yang merasa berkepentingan dengan
hasil-hasil pendidikan. Bahkan, Winarno Surakhmad (2002:2) mensinyalir
bahwa kurikulum yang diciptakan untuk “memecahkan masalah tertentu ternyata lahir justru sebagai masalah”. Oleh
karena itu, pengembang kurikulum harus dapat menganalisis, mengadakan
koreksi terhadap kekurangannya, dan mencari alternative pemecahan
masalah yang kreatif, inovatif, dan missioner.
Soedijarto (1993:125) mengemukakan bahwa dalam menghadapi abad
ke-21, ada tiga indicator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan
tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya,yaitu (1) kemampuan untuk
bertahan dalam kehidupan, (2) kemampuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan, baik dalam segi sosial budaya, dalam segi politik, dalam segi
ekonomi, maupun dalam segi fisik biologis, dan (3) kemampuan untuk
belajar terus pada pendidikan lanjutan. Sementara itu, Wadirman (1996:3)
menyatakan bahwa pendidikan hendakanya dapat meningkatkan kreativitas,
etos kerja, dan wawasan keunggulan peserta didik.
Dari dua pendapat tersebut tampakanya terdapat kesamaan misi dan
visi yang didasarkan pada kenyataan bahwa dunia nyata yang akan
dihadapi Oleh peserta didik penuh dengan persaingan. Oleh karena itu,
peserta didik perlu dibekali kemampuan guna mengantisipasinya dan dapat
mencari alternatif penyelesaian masalah kehidupan yang dihadapinya.
Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan
peserta didik adalah adanya perubahan masa yang akan datang yang belum
pasti bentuk dan arahnya. Namun, yang pasti adalah adanya tantangan yang
menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang salah satunya berwujud
teknologi.
Kata teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat
elektronik. Tapi oleh ilmuan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan
diartikan sbagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah
praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan
masalah manusia.
Nana Syaodih S. (1997:67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu
teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau
manusia pada zaman dahulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik
buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi,
yaitu teknologi sederhana.
Ada beberapa menurut para ahli tentang pengertian teknologi yaitu sebagai berikut:
· MenurutYp Simon (1983) teknologi adalah”suatu disiplin raasional
yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah”.
· Menurut (An) : “Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan
mesin akan tetapi lebih banyak penggunaan unsure berpikir dan
menggunakan pengetahuan ilmiah”.
· Menurut Paul Saetiles (1968) : “Teknologi selain mengarah pada
pemesinan,teknologi meliputi proses, system, manajemen dan mekanisme
kendali manusia dan bukan manusia”.
Teknlogi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian diatas tampak bahwa kehidupan manusia
tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, teknologi merupakan
keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam
setiap kegiatan manusia.
Seorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan
akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih
mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.
Perkembangan teknologi terjadi apabila seseorang menggunakan alat
dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai
contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi “dunia” terhadap
pengembangan teknologi.
Menurut B.J Habiebie (1983:14) ada delapan wahana transformasi yang
menjadi prioritas pengembangan teknologi terutama teknologi industri,
yaitu (1) pesawat terbang (2) maritim dan perkapalan (3) alat
transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa,
(7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan
keamanan.
Dalam kaitan ini, maka timbul pertanyaan, kurikulum apa yang dapat
memberikan bekal kepada peserta didik di jenjang pendidikan dasar
sehingga mereka dapat diarahkan kepada masyarakat yang “sadar teknologi”
atau masyarkat yang “melek teknologi”. Pertanyaan yang sama, bagiamana
menerjemahkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam
UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4, sehingga
pembelajaran mencerminkan kawasan pendidikan teknologi.
2.2. Pengertian Teknologi Pendidikan
Pengertian teknologi pandidikan diabad ke 20 meliputi lentera
pertama proyektor slide kemudian radio dan gambar hidup. Sedangkan abad
19 ke bawah samapai 15 teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku.
Menurut Prof. Sutomo dan Drs.Sugito, M.Pd: “Teknologi Pendidikan
adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan
memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan”. Sedangkan menurut
Mackenzie, dkk (1976): “Teknologi pendidikan yaitu suatu usaha untuk
mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan”.
Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
· Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar.
· Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang
dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran, strategi belajar kognitif
dan keterampilan berfikir kritis.
· Belajar teknologi dapat dilingkungan maupun yang melibatkan
siswa belajar secara aktif, konstruktif dan kooperatif serta tujuan
2.3. Dasar Pemikiran Perlunya Teknologi Pendidikan
Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem
pendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, maka
pengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti. Pengembangan
kurikulum membutuhkan landasan yang kuat dan didasarkan atas berbagai
hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis
dan lain sebagainya.
Dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4
menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu
memiliki pengatahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70)
pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih
dituntut pula untuk : (1) meningkatkan kualitas manusia, (2)
meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya,
(3) meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut
mewujudkan tujuan nasional. Dengan menyadari hal tersebut, pengembangan
kurikulum perlu selalu berorientasi pada perkembangan zaman dan
masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 37 UU No.2 Tahun 1989, menyiratkan
kaidah-kaidah bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan
dan keterampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembalikan
diri, (2) kemampuan akademik dan/atau profesional untuk menerapkan,
mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk
kesenian (Soedijarto, 1993: 47).
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa
kebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu
bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam mengembangkan kurikulum,
kedudukan kebudayaan merupakan variabel yang penting.
Ahli lain seperti Print (1993 : 15) menyatakan pentingnya
kebudayaan sebagai landasan bagi pengembangan kurikulum dan kurikulum
adalah konstruksi dari suatu kebudayaan. Dari hal tersebut dapat
diartikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan totalitas cara
seseorang hidup dan mengembangkan kehidupannya, sehingga ia tidak hanya
menjadi landasan di mana kurikulum dikembangkan, melainkan juga menjadi
sasaran hasil pengembangan kurikulum itu.
Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan
adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat,
hak, serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum
sesuatu yang konkret dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial
tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu
sendiri.
Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang
sedang ditempa oleh fenomena sosial yang amat besar, yaitu gelombang
reformasi dan isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan
lingkungan hidup maka perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi
maupun reorientasi kurikulum.
Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan
beragam, sebab hal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis
tiap-tiap individu. Perbedaan individu berhubungan dengan
perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang
dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yaang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Gencarnya perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang
kreatif agar mereka dapat memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan
dengan hal tersebut, M.S.U. Munandar ( 1987: 56-59) mengemukakan bahwa
kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan
data, informasi, atau unsur yang ada.
Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa di jenjang
pendidikan dasar tampaknya merupakan salah satu alternatif yang dapat
mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan
teknologi pada hakikatnya merupakan materi pembelajaran yang mengacu
pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik
diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan,
memahami dan menangani peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan
dampak lingkungan, serta membuat peralatan-peratalatan teknologi
sederhana melalui kegiatan-kegiatan merancang dan membuat (BTE,
1998:7).
2.4. Macam-macam Teknologi Pendidikan
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi
metode, kurikulum yanh inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk
bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan
pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang
memiliki daya saing global. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat
menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik yaitu :
1. Sistem berpikir
Setiap berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan
munculnya tiap metode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir
kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan.
Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum.
2. Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangin system yang
baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang
memungkinkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk
menciptakan suatu system yanag baru dan suatu strategi utnuk peubahan.
3. Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi
suatu prosuk atau jasa/layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu
pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga
dalam inovasi pendidikan/sekolah.
4. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energy kreatif
kea rah positif. Dapat juga diartikan system pemikiran yang berlaku
untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC
(Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Control)
5. Teknologi Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (computer,
multimedia, internet dan telekomunikasi) dan pembelajaran yang di
desain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan
elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara
mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah system
pemikiran yang berlaku untuk insruksi dan belajar.
Kelima teknologi tersebut suatu keterpaduan untuk menuju inovasi
pendidikan sehingga dalam pemecahan masalah pendidikan perlu kombinasi
peralatan/alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual
untuk perunbahan yang efektif.
Menurut Davies (1972) ada tiga macam-macam teknologi pendidikan yaitu:
a. Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat
keras seperti proyektor, laboratium, computer (CD ROM, LCD, TV, Video
dan alat elektronik lainnya). Teknologi kini dapat mengotomatiskan
proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan, memperkuat suara,
mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli materialyang
menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu
ini efektif dan efisien.
b. Teknologi pendidkan dua mengacu pada “perangkat lunak”
yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali
dalam kurikulum, dalam mengembangkan instruksional, metodelogi
pengajaran dan evaluasi. Jadi teknologi dua yang sekarang bermanfaat
menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui
pada pengalaman, bermanfaat pada pengalaman belajar. Mesin dan mekanisme
dipandang sebagai instrument presentasi atau transmisi.
c. Teknologi ketiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi
yaitu “perangkat keras” dan “perangkat lunak”. Teknologi pendidikan
tiga, orientasi utamanya yaitu kea rah pendekatan system dan sebagai
alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi
pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah,
titik beratnya dalam orientasi diagnostic yang menarik.
Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi
pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada
perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan persepsi yang benar,
namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya (perangkat
keras dan lunak).
2.5. Dasar Pertimbangan Rumusan
Adanya rasa tanggung jawab untuk menciptakan kehidupan bangsa yang
cerdas, maka kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa jenjang
pendidikan dasar (SD dan SMP) merupakan salah satu kurikulum yang
“bertugas” menghidupkan budaya teknologi dalam abad “teknologi” ini.
Di berbagai negara dirasakan bahwa pendidikan teknologi perlu
dipernalkan pada peserta didik sejak usia dini. Hal ini amat dibutuhkan,
sebab dalam kehidupan di sekitar umat manusia banyak sesuatu hal yang
merupakan hasil teknologi. Sathweld dan Gugger berpendapat bahwa (1)
teknologi merupakan aplikasi pengetahuan, (2) teknologi merupakan
“application Based” karena merupakan kombinasi dari pengetahuan,
pemikiran, dan tindakan, (3) teknologi mengembangkan kemampuan manusia
karna dengan teknologi memungkinkan manusia mengadaptasi dan menata
dunia fisik yang telah ada, dan (4) teknologi berada dalam ranah sosial
dan ranah fisik karenanya dikenal adanya teknologi keras dan teknologi
lunak.
Pertanyaannya adalah, teknologi yang mana, teknologi yang
bagaimana, dan teknologi untuk siapa yang cocok dan tepat bagi anak
seusia SD dan SMP. Dalam kaitan ini, Soedijarto (2000: 81) memberi
panduan bahwa materi apa pun yang dipelajari siswa ukuran
keberhasilannya adalah: (1) melahirkan manusia yang memiliki kemampuan
meningkatkan mutu kehidupan ( meningkatkan penghasilan dan daya beli,
meningkatkan kesehatan, dan berbagai diemensi kehidupan yang menunjukkan
kebermutuan kehidupan, dan (2) martabat manusia ( memperoleh kehidupan
dan pekerjaan yang layak).
Untuk mencari pendidikan teknologi yang cocok dapat menggunakan pendekatan keempat model konsep pengembangan kurikulum, yaitu :
a. Kurikulum subjek akademis, sebab pada dasarnya teknologi
ada sejak manusia itu ada, dan pengetahuan tentang teknologi begitu
banyak;
b. Kurikulum humanistik, sebab pendidikan teknologi mengajarkan
bagaimana setiap individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya;
c. Kurikulum teknologi, sebab pendidikan teknologi selain
peserta didik memiliki kompetensi-kompotensi tertentu, juga dalam
kegiatan belajar mengajar menggunakan pendakatan desain pembelajaran
tertentu;
d. Kurikulum rekonstruksi sosial, sebab konsep pendidikan
teknologi dapat dengan mudah terbentuk pada diri peserta didik melalui
aktivitas atau eksperimen (Confrey, 1990: 20). Hal ini dapat dipandang
bahwa peran interaksi sosial merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum teknologi.
Sodijarto menyatakan bahwa pembelajaran ideal ini dengan
sendirinya akan selalu berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan
peserta didik dan akan dapat menghasilkan manusia terdidik yang mampu
membangun masyarakatnya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan
merasakan manfaat dari pendidikan.
Dengan adanya suatu lembaga pendidikan yang dirasakan manfaatnya
oleh peserta didik maupun, kiprah dunia pendidikan akan dapat memperoleh
dukungan dan peran serta aktif dari peserta didik maupun masyarakat itu
sendiri.
Dari beberapa pertimbangan yang telah dikemukakan diatas maka dalam
menentukan rumusan tujuan pembelajaran dan bahan ajar, pendidikan
teknologi atas hal-hal sebagai berikut:
1. Rumusan Tujuan
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya mengacu pada pencapaian
tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat pada Pasal 4 UU No. 2 Tahun
1989, yaitu untuk mengembangkan manusia yang utuh, meliputi : (1)
keimanan dan ketekwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, (2) sehat jasmani dan rohani, (3) memiliki pengetahuan dan
keterampilan, (4) berkepribadian yang mantap dan mandiri, dan (5)
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya mengacu pula pada pencaian
tujuan pendidikan dasar yang terdapat pada Pasal 3 PP No. 27 Tahun 1990,
yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan kehidupannuya sebagai: (1) pribadi, (2) anggota
masyarakat, (3) warga Negara, (4) anggota umat manusia dan (5)
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya agar para lulusan di jenjang
pendidikan dasar memiliki kesadaran dan kemampuan menyelesaikan masalah
menggunakan konsep-konsep teknologi beserta dampaknya, mampu
mempergunakan produk teknologi dan memeliharanya, kreatif membuat hasil
teknologi yang disederhanakan dan mampu mengambil keputusan berdasarkan
nilai-nilai teknologis.
2. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar dalam pendidikan teknologi dikembangkan atas dasar (1)
pokok-pokok bahasan yang paling esensial dan representative untuk
dijadikan objek balajar bagi pencapaian tujuan pendidikan dan (2) pokok
bahasan, konsep, serta prinsip atau mode of inquiry, sebagai objek
belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki
kemampuan untuk berkembang, mengadakan hubungan timbale balik dengan
lingkungan dan memanfaatkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang
tidak teraralkan (Soedijarto, 2000: 19-51).
Atas dasar landasan pemikiran tersebut, maka ruang lingkupkajian
pendidikan teknologi yang dikembangkan dapat mencakup sebagai berikut:
a. a. Pilar teknologi, yaitu aspek-aspek yang diproses untuk
menghasilkan sesuatu produk teknologi yang merupakan bahan ajar tentang
materi/bahan, energy dan informasi.
b. Domain teknologi, yaitu suatu focus bahan kajian yang
digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan bahan pengajaran yang
terdiri atas:
1) Teknologi dan masyarakat (berintikan teknologi untu kehidupan sehari-hari, industry, profesi dan lingkungan hidup).
2) Produk teknologi dan system (berintikan bahan, energy, dan informasi)
3) Perancanagan dan pembuatan karya teknologi (berintikan gambar dan perancangan, pembuatan dan kaji ulang perancangan).
c. Area teknologi, yaitu batas kawasan teknologi dalam program
pendidikan teknologi, hal ini anatara lain teknologi produksi, teknologi
komunikasi, teknologi energy dan bioteknologi.
Dengan ketiga ruang lingkup ini, pada dasarnya dalam pembelajaran
pendidikan teknologi pesertaa didik akan memiliki kemampuan dalam hal :
(1) menggunakan dan memelihara produk teknologi, (2) menyadari tentang
proses teknologi dengan kerjanya, (3) menyadari dampak teknologi tehadap
manusia, (4) mampu menngevaluasi proses dan produk teknologi dan (5)
mampu membuat hasil teknologi alternative yang disederhanakan bahkan
yang paling
3. Bahan Ajar yang Pokok-pokok
Dari tujuan dan lingkup pendidikan teknologi di atas, berikut
adalah pokok-pokok bahan ajar yang dianggap “ampuh” untuk perserta didik
di jenjang pendidikan dasar (BTE,1998), keterampilan dasar teknik,
penjernihan air, bioteknologi, pengelolahan macam-macam bahan, teknologi
dan profesi, teknologi produksi, persambungan dan penguatan kontruksi,
konversi energy, prinsip-prinsip teknik, system teknik (mesin dan reka
cipta), transpormasi dan navigasi, teknologi dan lingkungan hidup,
instalasi listrik, komunikasi, computer dan teknologi control, desain
teknologi terapan, dan usaha milik sendiri.
4. Pembelajaran
Agar perolehan peserta didik menjadi bermakna, pendidikan teknologi
harus dirancang dengan pendekatan oembelajaran yang mengutamakan
kemampuan memecahkan masalah, mampu berpikir alternative dan mampu
menilai sendiri hasil karyanya.
Hal ini selaras dengan Soedijarto (2000:69) yang merekomendasikan
bahwa untuk memasuki abad ke-21 dalam proses pembelajaran diperlukan:
a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat
memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari
fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Dengan pendekatan ini
diharapkan akan lahir generasi yang memiliki kepercayaa bahwa manusia
sebagai kalifah Tuhan di bumi diberi kemampuan untuk mengelola dan
mendayagunakan alam bagi kemajuan taraf hidup manusia.
b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar
peserta didik menghayati proses balajar dengan melakukan sesuatu yang
bermakna.
c. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang
memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri. d.
Learning to live together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma
ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan penyelidik
akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan dalam belajar.
2.6.Manfaat dan Kekurangan dari Teknologi Pendidikan
Begitu banyak manfaat dari teknologi pendidikan yaitu :
a. Teknologi pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung kontruksi pengetahuan:
· Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan.
· Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
b. Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar :
· Untuk mengakses informasi yang diperlukan.
· Untuk perbandingan persektif, kepercayaan dan pandangan dunia.
c. Teknologi pendidikan sebagai media social untuk mendukung pelajaran dengan berbicara:
· Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
d. Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar.
e. Teknologi pendidikan dapat meningkatkan efektifitas dan efisien proses belajar mengajar.
f. Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
g. Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.
Selain adanya manfaat teknologi pendidikan ada pula kekurangannya. Kekurangan dari teknologi pendidikan yaitu:
a. Pihak guru yang tidak bisa menoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggal oleh siswa.
b. Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk
bisa mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
c. Teknologi pendidikan yang baik itu hardware maupun software membutuhkan biaya yang mahal.
d. Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi pendidikan.
e. Penggunaag teknologi pendidikan dalam bentuk hardware
memerlukan control yang tinggi dari guru atau orang tua terutama
internet dan software.
f. Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
· Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan terutama pada pengembangan kurikulum.
· Pengembangan kurikulum membutuhkan landasan yang kuat dan
didasarkan atas berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis,
psikologis, empiris, politis dan lain sebagainya.
· Pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa
di jenjang pendidikan dasar tampaknya merupakan salah satu alternatif
yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan teknologi.
· Ada 5 (lima) teknologi yang dapat menciptakan sistem
pendidikan yang lebih baik yaitu : sistem berpikir, desain sistem,
kualitas pengetahuan, manajemen perubahan dan teknologi pembelajaran.
· Pendidikan teknologi yang cocok dapat menggunakan
pendekatan keempat model konsep pengembangan kurikulum, yaitu :
kurikulum subjek akademis, kurikulum humanistic, kurikulum teknologi,
kurikulum rekonstruksi social.
· Teknologi pendidikan memiliki manfaat salah satunya
sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung
pelajar. Selain terdapat mandak teknologi pendidikan juga memiliki
kekurangannya yaitu pihak guru yang tidak bisa menoperasikan/menguasai
elektronika akan tertinggal oleh siswa.
3.2 Saran
Dari makalah yang saya buat, diharapkan para pembaca mendapatkan
informasi yang diinginkan. Pentingnya kurikulum membuat kita memecahkan
masalah dalam dunia pendidikan dengan menggunakan teknologi pendidikan.
Dengan adanya teknologi pendidikan diharapakan pihak guru/pengajar mampu
mengoperasikan/menguasai elektronika agar tidak tertinggal oleh peserta
didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhtadin, ahmad mudzakir,indra prasetyo, nurni hayati fitri, reza taufani. 2008. PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM RANGKA MENUJU “innovative school” . online, http://www.scribd.com/muhtadin/d/10280692-Makalah-Teknologi-Pendidikan. 15 maret 2012.
Dwi Tonank Braugrana. JUNI. VII.2. Dasar Perlunya Teknologi Dalam Pendidikan. (online). http://www.scribd.com/doc/81782184/29/VII-2-Dasar-Pemikiran-perlunya-Teknologi-dalam-Pendidikan. 15 Maret 2012.
Hamzah B. Uno. 2011. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara.